Beriklan di Blog Ini? .
MURAH DAN MUDAH.
Info Lebih Lanjut [ KONTAK KAMI]

Perkembangan Filsafat Islam

Sebelum lebih jauh mengenal bagaimana dan darimana perkembangan filsafat islam ini, Alangkah baiknya dikenal terlebih dahulu latar belakang lahirnya filsafat islam. Lahirnya filsafat islam ini di dorong oleh beberapa faktor.

Latar Belakang Adanya Filsafat Islam

Meluasnya ajaran islam, ini disebutkan sebagai faktor pendorong utama. Dengan perkembangan ajaran islam tentu dibutuhkan sebuah pembuktian tentang adanya Allah. Sebagai petunjuk dasar dari adanya Allah ini diambil kutipan dari kitab suci yang menyuruh manusia untuk berpikir tentang kejadian langit dan bumi beserta isinya. Semua itu tercipta pasti ada penciptanya. Pemikiran seperti ini yang menyangkut salah satu filsafat. Ajaran Islam yang menyebar tersebut juga mengharuskan manusia untuk berfilsafat. Bagaimana tidak,ajaran ini pertama kali mengajarkan manusia untuk membaca.
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dengan nama Tuhanmu yang pemurah, mengajarkan dengan ilmu qalam, Dia mengajarkan manusia tentang hal yang tidak diketahuinya (Q.S Al Alaq ayat 1-5)
Tersurat jelas dalam ajaran tersebut, membaca. Penerapan azas filsafat sangat vital, membaca- memikirkan- menyimpulkan.
Ibnu Sina, atau dikenal dengan Avicenna
Perpecahan dalam Umat Islam, merupakan faktor kedua lahirnya filsafat islam lebih nyata. Perpecahan yang terjadi setelah masa ke-khalifahan Usman bin Affan membuat kekacauan dalam masalah pemerintahan. Kekacauan tersebut meskipn dalam hal kepemimpinan, juga berefek pad bidang agama. Banyak yang beradu pikir dengan membawa ilmu ilmu logika Yunani dan Parsi. Untuk menghindari kesesatan dalam keyakinan maka lahirlah filsafat Islam. Peran filsafat islam ini, bukan untuk lawan atau menolak ilmu yang lama. Melainkan sebagai petunjuk lurus, pembeda mana yang seharusnya bisa diterima dan yang tidak bisa diterima. Karena filsafat di masa lalu tersebut bukan hal yang 100% benar.

Penunjang Dakwah Islam, lahirnya islam dilanjutkan dengan dakwah. Kegiatan untuk menyebar luaskan ajaran islam, untuk melakukan hal tersebut tentu harus diperkenalkan pemikiran dan penjelasan yang logis akan kebenaran islam. Demi memenuhi kebutuhan penyampaian yang rasional tersebut digunakan cara filsafat.

Menghadapi perubahan Zaman, perubahan peradaban dari waktu ke waktu. Ini menjadi sebuah tantangan yang besar, jika tidak dengan satu ketetapan maka secara turun temurun akan pudar sebuah pengetahuan. Kemungkinan terparah, bisa jadi pengetahuan menjadi keliru dengan lahirnya pemikiran pemikiran baru. Meningat hal tersebut, perlu lah digariskan filsafat islam yang menuntut bagaimana berfikir (berfilsafat dalam artian lebih luas) dalam koridor yang sesuai dengan ajaran islam, sehingga kebenaran yang telah ditemukan tidak tergerus oleh zaman. Terkait Filsafat dalam Pandangan Islam.

Perkembangan Filsafat Islam

Dari latar belakang di atas maka dilahirkanlah filsafat islam. Meskipun ilmu filsafat ini bukan dari negeri arab. Tetapi sejatinya penerapan prinsip filsafat ini telah diterapkan sebelumnya di arab, tidak hanya di Arab bahkan di Dunia sekalipun. Hanya saja pendefenisian ilmu ini secara jelas diperkenalkan bangsa Yunani.

Dengan alasan mudahnya penerimaan islam dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan manapun (bahkan mendukung) maka tumbuh kembang filsafat islam ini tidak mengalami hambatan berarti. Hanya saja dalam filsafat islam ini ada beberapa hal yang dibatasi kebebasan berfikirnya, seperti berfikir bagaimana Tuhan itu tercipta? Darimana asal Tuhan? Perihal kebebasan ini yang menjadi adaptasi ajaran islam secara keseluruhan semua bangsa tidak terjadi. Meskipun demikian, aturan kebebasan seperti itu tidak menghambat sebagian besar untuk meyakini Islam yang diperkenalkan dengan filsafat.

Pada abad ke 7 masehi tercatat islam telah berkembang hingga Spanyol dan Afrika. Kejayaan masa itu telah membawa peradaban yang maju dan bisa menandingi ilmu pengetahuan dari Yunani dan Cina. Pengetahuan dari Yunani dan Cina telah diterjemahkan dan diserap oleh ke-khalifahan Islam. Bentuk kejayaan tersebut ditandai dengan pendirian Baitul Hikmah di kota Baghdad. Baitul Hikmah menhadi tempat pusat pengetahuan kala itu. Termasuk dikenalah pada zaman itu ahli filsafat seperti Abu Basyar Matta, Yuhana bin Hilan, Al Kindi dan lainnya. TerkaitBiografi Al Kindi.

Peng-alih-bahasa-an buku dari Yunani, Cina sebenarnya bukan dimaksudkan untuk mendalami filsafat. Tidak lebih hanya untuk mengali pengetahuan dari mereka, tetapi bagaimana-pun kebanyakan buku tersebut berasal dari karangan para ahli filsafat Yunani, sebut saja Aristoteles. Secara tidak langsung, ide ide dan bentuk pemikiran orang Yunani tentu membawa pengaruh bagi bangsa Arab yang menerjemahkan dan mempelajarinya waktu itu.

Pada puncaknya di abad 9 hingga 12 masehi. Kejayaan menjadi pencapaian tertinggi, bahkan dikenal nama sekelas Al Farabi sebagai bapak ke-dua filsafat setelah Aristoteles. Perkembangan tersebut terhenti pada akhir abad ke 12. Ahli agama melarang perkembangan filsafat secara keilmuan. Ini disebabkan karena menyebabkan banyak orang yang menjadi atheis. Di akhir abad ke 14, buku buku filsafat banyak di musnahkan. Semenjak itu filsafat islam menjadi tidak tersentuh lagi.

Di sisi lain, bangsa Barat mempelajari filsafat secara terus menerus. Sehingga perkembangan filsafat di Barat lebih maju dan dikenal baik. Termahsyur nama Thomas Aquinas sebagai contohnya, cara berpikir beliau banyak dipengaruhi oleh Ibn Rusy dan Ibn Sina.