Berbicara tentang Archimedes tak akan terlepas dari kisah insiden penemuannya ketika dia mandi. Kala itu dia menemukan, hilangnya jumlah berat tubuhnya sama dengan jumlah berat air yang telah tumpah. Saat itu juga sontak dia meloncat kegirangan dari tempat mandinya lalu berlari di jalanan kota Syracuse dengan berteriak “Eureka, eureka!” ( terjemahan : saya sudah menemukan, saya sudah menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan hukum pertama hidrostatik.
Kisah penemuannya itu sebenarnya berawal dari tukang emas yang kurang jujur. Pesanan mahota raja Hieron dicampur dengan perak. Karenan merasa curiga maka raja memerintahkan kepada Archimedes untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. Syaratnya pengujian tersebut harus tanpa merusak mahkota itu sendiri. Akhirnya hal tersebut bisa dipecahkan ketika dia mandi.
Masa Sekolah Archimedes
Pendidikan Archimedes dimulai dari menimba ilmu di Alexandria, salah satu kota di mesir. Kala itu dia menjalin persahabatan dengan dua orang ilmuwan yang cukup populer yaitu Conon. Conon dikenal sebagai seorang teman yang sangat dihormati Archimedes karena sangat baik dan memiliki intelektual yang tajam. Kedua, sahabat Archimedes yang terkenal adalah Erastosthenes.Erastothenes dikenal sebagai seorang ahli geografi, astronomi sekaligus matematika. Hanya saja sifat Eratosthenes agak berbeda dengan Conon. Eratosthenes dikenal dengan sedikit sombong dan suka “ berhias”. Dengan teman teman itulah dia dikenal berbagi pemikiran dan sering mendiskusikan tentang suatu hal. Baca: Biografi Erastosthenes 276 SM-194 SM.
Pada saat sahabatnya Conon meninggal, Archimedes masih saja melakukal perihal surat menyurat dengan murid Conon yang bernama Dositheus. JL Heiberg pada tahun 1906 menemukan di Konstantinopel beberapa surat Archimedes dengan Erasthosthenes. Isi surat tersebut meliputi teorema mekanikal. Dalam bagian surat tersebut Archimedes mengukur berat suatu benda dalam imajinasinya dengan tujuan menghitung volume. Akhirnya dia merintis ilmu pengetahuan dengan dasar penggalian fakta. Selanjutnya praduga tersebut dibuktikan dengan matematis Penggalian fakta ini yang pada akhirnya menjadi cikal bakal sebuah penelitian dan pengambilan keputusan atau lebih dikenal dengan hipotesis.
Sebuah penemuan lain menyatakan bahwa berkemungkinan Archimedes pernah menuntut ilmu dengan salah seorang murid Euclid. Dimanapun dia pernah menuntut ilmu yang pasti Archimedes dikenal sebagai ahli fisika dan matematika pertama. Sebagai buktinya, Archimedes memperkenalkan “mesin-perang Archimedes”. Mesin tersebut berupa alat mekanik yang berguna memompa air untuk memompa air dari sungai nil untuk tujuan irigasi pertanian.
Sifat Unik Archimedes
Keunikan Archimedes sering kali diperandingkan dengan Weierstrass. Menurut pernyataan seorang saudaranya, Weistrass ketika sekolah tidak pernah diberikan izin untuk memegan pensil. Hal ini dikarenakan dia selalu akan membuat gambar dibagian manapun yang kosong. Tidak hanya pada kertas, hingga pada bagian baju, dinding kelas dan lainnya. Semuanya akan dilukis oleh Weistrass.Tak jauh berbeda dengan Archimedes. Archimedes juga temasuk yan “hiperaktif”. Archimedes akan menggunakan pasir atau tanah liat. Berhubung pada zaman itu masih belum mengenal yang namanya kertas. Archimedes akan membuat rupa sesuka hatinya dengan menggunakan tanah liat tersebut. Bila Archimedes duduk didekat sebuah tempat penghangat tubuh yang berupa pembakaran. Sisa arang pembakaran akan digunakan sebagai alat menggambar oleh Archimedes. Selain itu Archimedes juga tipe yang memperhatikan penampilan.
Selalu melumuri tubuhnya dengan minyak zaitun. Archimedes sosok yang tidak suka menggunakan baju. Dengan tubuh tak berbaju tersebut dia akan “melukis” diagram yang dia suka pada bagian tubuhnya denga menggunakan cakaran di tangannya. Sifat umum lupa makan juga dimiliki oleh Archimedes. Seperti ilmuwan matematika lain, Isaac Newton, William Rowan Hamilton.
Archimedes Menghadapi Perang
Ketika kerajaan Romawi melakukan ekspansi ke daerah Mediteranian, kota Carthade (Tunisia), Carthage telah menjadi daerah dengan daerah kekuasaan dari Afrika hingga Spain. Ekspansi tersebut karena Romawi merasa iri dengan keberadaan Carthage yang cukup makmur. Dari peristiwa itu ternamalah perang Punic. Setelah melakukan penyerangan dua kali Romawi terus gagal dalammemenangkan perang ini. Hingga pada akhirnya dengan serangan ketiga Romawi berhasil menaklukkan kota Carthage.Romawi mengirimkan pasukan perperangan di bawah pimpinan Claudius Marcellus pada tahun 214BC dengan tujuan menyerang Syracuse. Alasan penyerangan ini karena hubungan baik yang di jalin antar raja Syracuse dan Carthage. Tentara Romawi melakukan penyerangan dari darat, laut. Namun penduduk Syracuse bisa mempertahankan diri dengan mengunakan tuas pelempar. Penerapan hukum mekanika fisika ini mampu menghalau pasukan romawi. Tentu saja semua juga dilengkapi dengan katapel katapel buatan Archimedes yang mampu menembakkan anak panah dan melemparkan batu dari daerah yang cukup jauh.
Pembangunan derek dari penduduk Syracuse mampu menenggelamkan kapal kapal perang Romawi. Di samping itu dengan kecerdasannya Archimedes mampu menerapkan cermin sebagai senjata utama. Sinar matahari akan dipantulkan ke kapal musuh hingga menghasilkan percikan api. Lalu kapal terbakar. Padahal ini hanya dilakukan ole seorang yang sudah tua saja dari puncak sebuah bukit.
Setelah menmpuh kegagalan, Marcellus menggnakan cara berbeda untuk menaklukkan kota Syracuse. Marcellus akhirnya mengutus seorang terik sandi untuk mengetahui kekuatan masyarakat Syracuse. Akhirnya diketahui bahwasanya kekuatan sesungguhnya berada pada mesin mesin ciptaan Archimedes. Dengan demikian, Marcellus mengutus tentaranya untuk menghancurkan mesin tersebut. Pada saat itulah, setelah menunggu tiga tahun Romawi bisa menaklukkan daerah Syracuse.
Hasil Penemuan Archimedes
Keahlian Archimedes dalam berfisika dan bermatematika tidak diragukan lagi. Mulai dari matematika bertopik bilangan,geometri dan lain lain. Kehebatannya didukung dengan kemampuan untk mengaplikasikan teori matematis tersebut ke dunia nyata. Penemuan Archimedes yang pertama dikenal dengan ulir Archimedes. Ulir ini digunakan untuk mengangkat air. Pada bagian gagang yang bisa diputar jika dilakukan pemutaran maka akan mengangkat air. Prinsip ini digunakan dalam alat alat untuk membuang air pada kapal dan perahu. Alat ini juga bisa digunakan untuk memompa air dari daratan yang lebih rendah. Hingga saat ini alat ini masih digunakan oleh petani untuk sistem irigasi pertanian.Jika ditelaah, penggunaan cermin pembakar saat perang tadi, secara tidak langsung akan ditangkap bahwasanya Archimedes telah mengenal bentuk geometrik. Bentuk geometrik ini tentu fokus pada parabola. Karena dengan bentuk parabola seperti ini, cermin pembakar akan mampu menangkap sinar matahari dan berfokus (berkumpul) pada suatu titik. Dengan dukungan sifat cermin maka sinar yang terkumpul tadi akan dipantulkan dengan energi panas yang tinggi sehingga mampu membakar suatu kapal.
Pada zamannya, Archimedes telah melakukan percobaan untuk menghitung luas parabola, elips, hiperbola. Penemuan yang menakjubkan yaitu dia mampu menemukan titik berat objek objek tersebut ditambah titik berat setengah lingkaran dan titik berat lingkaran. Sejauh ini tela ditemukan beberapa arsip kaya Archimedes seperti The Methode. Namun ahli sejarah menyatakan belum menemukan beberapa karya lainnya seperti, On Spiral, On the Measuremant of the Circle, Quadrature of the Parabola, on Conoids and Spheroids, on the Sphere and Cylinder, Books of Lemmas dsb.
Archimedes juga dikenal menjadi penemu nilai konstanta pi. Penemuan ini merupakan sebuah karya dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sebenarnya pendekatan nilai pi pada zaman matematika modern berpatokan pada Archimedes. Sebut saja Ludolph Ceulen dari German,pada abad 7 Ludolph menggunakan bangun segi 262 untuk menemukan nilai pi. Ludolph menghabiskan hidupnya hanya untuk menemukan angka pi tersebut. Sebagai penghormatan pada nisan Ludolph ditulis Angka Ludolphian.
Kontribusi berikutnya dai Archimedes adalah mengenai prinsip kerja tuas. Kesimpulan prinsip kerja tuas yaitu dua objek akan mencapai keseimbangan pada jarak tertentu. Meskipun akan berbeda berat nantinya namun kedua faktor berupa berat dan jarak akan setimbang pada satu titik.
Semua hasil penemuan Archimedes dikontribusikan untuk kebaikan. Sebuat saja uraian pompa ulir, cermin pembakar. Bibit penemuan nilai pi oleh Archimedes selalu menjadi topik yang menarik dibahas oleh matematikawan zaman zaman setelah beliau. Akhirnya beberapa prinsip beliau juga terintegrasi dalam ilmu kalkulus. Pada akhir hayatnya Archimedes meninggal pada usia 75 tahun. Proses meninggalnya ketika perperangan yang telah dijalani selama 3 tahun di kota Syracuse. Pemimpin Romawi Marcellus meminta Archimedes menunjukkan kepandaiannya. Namun ketika seorang prajurit diutus untuk menjemput Archimedes yang lagi berusaha memecakan satu permasalahan, prajurit tersebut menyentuh lingkaran lingkaran hasil karya Archimedes. Archimedes lantas marah, kemarahan Archimedes mengundang emosi prajurit tadi, sehingga dia menghunus pedangnya kepada Archimedes. Baca: Sejarah Matematika Cina Kuno (marthayunanda).