Beriklan di Blog Ini? .
MURAH DAN MUDAH.
Info Lebih Lanjut [ KONTAK KAMI]

Filsafat Ketuhanan Agnostisisme dan Ateisme

Agnostisisme

Untuk aliran penganut paham agnostisisme dalam filsafat ketuhanan mereka termasuk yang tidak mau tahu tentang ada atau tidaknya Tuhan. Para penganut aliran ini berpendapat demikian karena mereka mengalami kebuntuan dalam pemikiran adanya Tuhan. Sehingga mereka tidak bisa memberikan defenisi tentang Tuhan.

Penting dibedakan dengan Ateisme, Ateisme adalah golongan yang menyangkal adanya Tuhan. Sementara untuk Agnostisisme, mereka adalah orang-orang yang tidak peduli dengan adanya Tuhan.

Ateisme

Ateisme adalah penganut paham dimana mereka menyangkal adanya Tuhan. Mereka membantah adanya tuhan dengan alasan. Salah satu bagian dari Ateisme ini adalah penganut paham Scientisme.

Scientisme adalah ajaran yang menggunakan pemikiran logis. Segala sesuatunya berdasarkan pengetahuan rasional. Semuanya diitarik dalam bentuk pengambilan kesimpulan dengan ilmiah. Manusia dan semua yang ada pada manusia, termasuk akal-budi dipandang sebagai objek pada akhirnya. Dalam hal ini scientisme tidak setuju dengan hal yang bersifat metafisika, mereka tidak yakin adanya roh, tidak yakin adanya malaikat dan gaib.

Contoh penganut aliran ini adalah Charles Darwin, dengan terang-terangan menolak bagaimana manusia diciptakan menurut kitab suci. Darwin memandang terjadinya manusia berasal dari evolusi (teori evolusi). Ini artinya alam secara keseluruhan adalah objek objek yang ber-evolusi.

Kembali pada Ateisme. Dalam ateisme juga dikenal tokoh tokoh populer. Berikut tokoh tokoh yang populer dengan paham Ateisme.
filsafat ateisme dan agnostisisme
Tokoh Filsafat Ateisme

1. Ludwig Feuerbach

Ludwig Feuerbach melihat Tuhan dan Agama hanya sebagai bentuk keinginan manusia saja. Beliau menolak pernyataan Hegel ‘ Tuhan menyatakan diri dalam ke sadaran manusia’. Menurut Feuerbach, yang nyata adalah Manusia. Tuhan bukanlah sesuatu yang nyata, Tuhan hanya impian manusia karena manusia tidak memiliki sifat tersebut.

Filsafat Ketuhanan model seperti ini yang menjadi bibit tumbuhnya aliran filsafat materialisme. Semua hanya terdiri dari benda-benda yang bergerak. Jadi sungguh aneh jika ada yang bersembahyang, karena ini hanya proses manusia menyembah khayalan manusia saja.

2. Karl Marx

Sebuah pernyataan dari Karl Marx, Agama adalah candu. Sebab agama maka masyarakat tidak akan pernah mendapatkan kemajuan. Manusia tak bisa bersikap rasional dengan agama.

Marx menyatakan bahwasanya manusia hanya berlari dari penindasan dari orang orang yang menindas dan mengkritik. Untuk mencari tempat berlindung tersebut Tuhan diciptakan dalam pikiran mereka. Jika manusia berpikir bahwa Tuhan dan agama itu nihilmaka manusia akan hidup dengan bebas. Peran Tuhan tak dibutuhkan, asal kapitalisme yang sering menindas terhapus.

3. Sigmund Freud

Dikenal dengan teori psikoanalis. Freud mengemukakan sebuah pertanyaan. ‘ Apakah sebuah kepercayaan pada Tuhan bisa dipertanggung-jawabkan? Latar belakang analisis Freud dikarenakan manusia yang meyakini agamanya bahkan tidak mencari kebenaran di dalam agama tersebut. Manusia hanya menerima agama tersebut begitu saja. Tuhan hanya ilusi, ilusi yang dilindungi sebagaimana seorang ayah melindungi anaknya.

Berikutnya Freud mempertanyakan ‘ Apakah agama sungguh baik untuk manusia?’ Ini memberikan sebuah ke-ambiguan. Freud tidak mejamah ranah ada tidaknya Tuhan,Tetapi freud lebih menyadarkan manusia dari ilusi adanya Tuhan.

Alasannya, aagma tidaklah mencukupi. Sebab tuhan tidak bisa dijelaskan dalam intelektual, dan jika mencari manfaat agama, agama hanya resistor bagi perkembangan pribadi manusia. Oleh sebab itu Freud berpendapat bahwa agama harus ditolak.

4. Friedrich Nietzsche

Nietzche dikenal dengan pernyataannya pada sebuah buku Seruan Zarathustra. Nietzche berkata ‘ Tuhan Telah Mati, Kita yang membunuh Tuhan itu’. Awal penolakan Nietzsche bermula pada penganut kristen yan tidak memperlihatkanbagaimana pribadi seorang kristen seharusnya.

Nietzche mengungkapkan bahwasanya kebenaran adalah barang subjektif. Bergantung pada pikiran manusia. Termasuk dalam kebenaran beragama. Sesuatu bisa saja baik namun terlihat tidak baik, sesuatu bisa saja terlihat tidak baik padahal baik. Sama dengan penganut ateisme lainnya, agama dipandang sebagai sesuatu yang menghambat perkembangan karena ajaran agama sifatnya mengikat manusia. Baca juga : Biografi Lengkap Friedrich Nietzsche.

5. Paul Sartre

Dalam pandangan Sartre tuhan adalah sesuatu yang tidak diinginkan kehadirannya. Tuhan tidak menemuinya. Dengan alasan tersebut Sartre telah menolak ke-ada-an tuhan semenjak berusia 12 tahun.

Sartre yang pernah mengenyam pendidikan katolik akhirnya memilih ‘agama baru’ yaitu sastra. Sartre beropini tak ada maha pencipta, manusia bisa mengatur eksistesi dirinya masing-masing. Eksistensi manusia lebih mndahului esensi. Maksudnya, manusia akan menentukan siapa dirinya terlebih dahulu dibanding mengetahui esensi yang ada pada dirinya.

Sartre membantah ungkapan Descartes ‘ Saya berfikir maka saya ada’. Dalam hal tersebut Descartes lebih mendahulukan esensi diri (berpikir) ketimbang eksistensi (aku ada). Menuru Sartre yang benar ‘Saya ada, lalu saya berpikir’. Terlihat bagaimana kentalnya Sartre mendahulukan eksistensi ( saya) dibanding esensi (berpikir). Terkait : Biografi dan Pemikiran Jean Paul Sartre.

Sartre memberikan teori eksistensial. Ada dua hal yang diungkap dalam teori eksistensial Sartre. Pertama ada didalam diri meliputi netralitas ; tidak aktif juga tidak pasif, tidak positif dan jugatidak negatif. Kedua ada untuk diri sendiri yang berhubungan dengan kesadaran pada diri manusia.



Jadilah Komentator Pertama untuk "Filsafat Ketuhanan Agnostisisme dan Ateisme"

Post a Comment