Beriklan di Blog Ini? .
MURAH DAN MUDAH.
Info Lebih Lanjut [ KONTAK KAMI]

Biografi Thales

Bagi yang mendalami filsafat khususnya tentu sudah sangat akrab dengan nama Thales. Thales yang hidup pada zaman kekuasaan Yunani kuno sekitar tahun 624 BC sampai 540 BC ( ingat perhitungan tahun sebelum masehi itu mundur) dikenal sebagai salah satu pelopor filsafat Yunani. Thales dilahirkan dan wafat di kota yang sama yaitu kota Miletus. Posisi kota ini berada di semenanjung pantai bagian barat Asia. Kota tersebut menjadi sebuah pusat transaksi perdagangan penting saat itu. Kapal para saudagar dari Mesir, jalur darat perdagangan menuju Babylon akan transit pada kota Miletus ini. Perdagangan orang orang Miletus lebih banyak terjadi dengan penduduk Phoenisia.

Potrait Thales

Kehidupan Thales

Tumbuh kembang di kota transit menjadikan Thales berprofesi sebagai pedagang. Dengan pekerjaan berdagang secara tidak langsung akan membuat Thales lebih sering melakukan perjalanan dari Mesir ke Babylonia juga sebaliknya. Di sela kesibukan berdagang dia salah seorang sosok berkeinginan memiliki pengetahuan yang luas. Waktu luang sering dipakai untuk mempelajari ilmu astronomi dan geometri. Ini disebabkan karena keinginan serta kebutuhan akan menggunakan ilmu tersebut sehingga mampu meramalkan cuaca, iklim bahkan gerhana yang akan terjadi untuk mendukung perjalanan bisnisnya.

Dalam matematika Thales dikenal memperkenalkan beberapa teorema yang kita gunakan hingga saat ini. Teorema pertama yaitu, jika lingkaran di bagi oleh sebuah garis dan garis tersebut melewati pusat lingkaran maka garis tersebut akan memotong lingkaran di dua titik. Jarak antara titik potong tersebut yang dikenal dengan istilah diameter lingkaran. Teorema kedua yang dikemukakan oleh Thales masih terkait geometri. Bunyi teoremanya adalah, sudut yang berada pada alas sebuah segitiga sama kaki bernilai sama. Teorema berikutnya lagi adalah, sudut vertikal yang terbentuk dari perpotongan dua garis sejajar dengan satu garis pemotong sama besar. Ini disebut dengan sudut yang sehadap dalam pembelajaran sekarang.

Teorema lainnya yang diperkenalkan Thales tentang hubungan dua segitiga. Bila saja dua buah segitiga memiliki sepasang sudut dan sepasang sisi yang melewati sudut tersebut sama, maka dua buah segitiga tersebut disebut segitiga sebangun. Dalam aplikasinya, Thales mengaplikasikan ilmu geometrinya pada suatu segitiga untuk mengukur jarak suatu kapal. Syaratnya harus diketahui alas segitiga dan salah satu sudut pada segitiga tersebut.

Secara nyata memang tak ditemukan catatan otentik akan penemuan dan teorema yang ditemukan oleh Thales. Namun dengan mengacu pada catatan para murid beliau, Aristoteles, Eudemus terlihat beberapa hal yang pernah dikemukakan Thales. Sebagai contoh dalam sebuah tulisan Eudemus tertulis bahwasanya Thales merupakan orang yang menjadi pelopor mengubah geometri menjadi terstruktur dan bisa diajarkan dan dipelajari oleh siapa saja. Hal ini didasarkan pada prinsip investigasi dan prinsip observasi yang dilakukan Thales. Beberapa kajian Thales banyak mengungkap teorema geometris dalam bentuk seperti garis, lingkaran, segitiga dan bangun geometri bentuk lainnya dengan prinsip abstrak. Dalam kata sederhananya suatu bentuk garis bukan berarti harus terlihat yang ada di terukir saja. Namun bisa dipetakan dalam bayangan di pikiran kita masing masing. Semua orang akan bisa berimajinasi bagaimana bentuk sebuah lingkaran jika disuruh membayangkan secara abstrak sebuah lingkaran. Baca:Sistem Numerasi Yunani Kuno

Kemampuan Matematika Thales

Jika Thales hidup pada zaman matematika modern, maka bapak matematika terapan untuk dialah sebutan dia sepantasnya. Berbagai kemampuan telah diperlihatkan Thales dalam pengunaan prinsip matematika. Prinsip pengukuran benda yang besar dengan memanfaatkan perbandingan kesebangunan telah diterapkannya sebelumnya. Contohnya ketika mengukur sebuah piramida yang sangat besar maka Thales cukup dengan menggunakan sebilah tongkat kayu. Dengan prinsip kesebangunan maka tongkat tersebut di tancapkan pada tanah, pengukuran selanjutnya adalah dengan mengukur bayang bayang tongkat pada tanah, kemudian dibandingkan dengan panjang tongkat aslinya. Begitu juga dengan piramida, diukur bayang bayang piramida. Karena perbandingan tersebut konstan dan memanfaatkan sedikit hitungan maka bisa diketahui tinggi piramida tersebut tanpa harus memanjat piramida yang tinggi dan mengukurnya.

Untuk zaman sekarang mungkin siswa SD bisa melakukannya, tetapi ide tersebut dari Thales. Tanpa Thales kita tak akan mengetahui ide seperti itu. Aplikasi matematika lainnya dari Thales tentang penentuan gerhana matahari dengan memanfaatkan prinsip perhitungan hari dalam satu tahun. Contoh lain kebesaran pemikiran yang dimilikinya adalah ketika mengukur jarak suatu kapal. Penggunaan konsep sudut dan segitiga menjadi sarana untuk mengukur kejauhan posisi suatu kapal yang berlayar. Prinsip ini masih diterapkan dalam ilmu navigasi dan kelauatan. Hanya saja dengan penggunaan alat yang lebih modern.

Puncak popularitas kemampuan yang dimilikinya membawa beberapa orang yang nantinya juga terkenal menjadi murid beliau. Sebut saja Anaximander, Anaximenes, Mamercus dan Mandryaus. Bahkan muridnya Anaximander dikenal sebagai generasi kedua yang memiliki kecerdasan serupa Thales ini berkat pengajaran yang diberikan Thales.

Kisah unik Perjalanan Hidup Thales

Sebagi seorang pedagan Thales dikenal sebagai pedangang yang cerdik. Ketika panen besar zaitun, maka dia memiliki gagasan untuk memeras minyak zaitun tersebut (olive oil). Hasil panen yang melimpah ruah bisa disimpan untuk sementara waktu. Akhirya masa panen habis dia bisa menjual hasil perahan mnyak tersebut dengan harga mahal. Kesuksesan ini mendapatkan sebuah keberhasilan yang luar biasa dalam kemampuannya di bidang perdagangan.

Sebagai seorang cerdas yang dihormati. Thales pernah ditantang menyelesaikan suatu problema dari Raja Croesus. Kala itu sistem kerajaan masih berkeinginan memperluas daerah kekuasaan. Dalam hal ini, ketika dalam suatu perperangan raja Croesus mengalami kendala untuk menyeberangi sebuah sungai. Sang raja memerintahkan Thales mencari solusi bagaimana tentara bisa menyebrang sungai tersebut. Akhirnya dengan pikiran cerdasnya, Thales mendapatkan ide, Thales meminta pasukan membuat suatu danau kecil dan mengalihkan aliran air sungai ke sana sementara. Akhirnya tentara bisa menyeberangi sungai tersebut.

Namun dibalik semua kecerdasan Thales, dia juga memiliki sikap ceroboh. Dalam sebuah anekdot diceritakan bahwasanya karena saking menyukai ilmu astronomi, pada suatu malam Thales terjatuh dalam sebuah selokan. Hal ini disebabkan karena dia terlalu sibuk memperhatikan bintang dilangit. Tiba tiba seorang wanita tua berkata kepadanya “Bagaimana bisa tuan menjelaskan semua yang ada di langit, sementara selokan di hadapan tuan sendiri tuan tidak melihatnya.” Sebuah sindiran dan anekdote yang memberikan pelajaran berharga (marthayunanda). Baca: Biografi Zeno dan Paradoks Zeno.