Perumusan pengertian eksistensialisme cukup sulit. Bahkan para penganut aliran ini sendiri tidak memiliki kesepakatan tentang apa sebenarnya inti dari aliran eksistensialisme ini. Namun, meskipun begitu di dapat suatu bentuk umum dalam aliran ini. Hal ini digambarkan dari penempatan cara wujud manusia sebagai tokoh pusat.
Kierkegaard, Seorang Flsuf Eksistensialisme |
Dari pengutaraan di atas, ditarik sebuah pengertian eksistensi adalah bagaimana manusia menunjukkan bahwa dirinya merupakan sebuah kesatuan terdiri dari alam jasmani yang membangun dirinya tanpa pernah selesai. Dengan begitu, manusia selalu berada dalam keadaan ‘belum’, manusia selalu dalam kata ‘sedang melakukan’. Filsafat eksistensi dan eksistensialisme dipandang sebagai dua hal yang berbeda. Filsafat eksistensi seperti didefenisikan oleh kata eksistensi, dimana manusia diposisikan sebagai tema pokok. Sementara filsafat eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mengutarakan bagaiman cara keberadaan manusia dan benda lainnya yang tidak sama. Misalkan, manusia dan ayam sama sama berada di dunia, tetapi cara keberadaan mereka berbeda.
Manusia ada di dunia, menghadapi dunia, mengerti apa saja yang dihadapinya. Manusia tahu kegunaan ayam itu apa dan kegunaan benda benda lain, manusia mengerti jika hidupnya memimiliki arti. Peran manusia sebagai subjek (sesuatu yang menyadari, sesuatu yang memahami). Sementara itu benda lain merupakan objek, yaitu benda benda yang dipahami/disadari oleh para subjek.
Latar Belakang Lahirnya Filsafat Eksistensialisme
Kehadiran aliran ini cukup membuat dunia terkejut. Meskipun tak begitu luar biasa, bahkan dasar dasarnya sendiri tidak bisa bertahan karena mendapatkan berbagai kritik. Semua aliran filsafat biasanya terlahir dari sebuah krisis dan penentuan. Bilamana terjadi sebuah krisis maka manusia akan kembali meninjau ulang ke pangkal permasalahan.Bisa dikatakan, filsafat ini tetap ada sebagai produk dari perjalanan sebuah krisis ke krisis berikutnya. Tak terkecuali filsafat eksistensialisme ini. Aliran ini lahir sebagai bentuk krisis dan reaksi dari filsafat yang telah ada dalam perubahan kondisi kondisi alam dunia. Sekarang ditinjau bagaimana reaksi penyebab kehadiran aliran ini dari filsafat sebelumnya.
Filsafat materialisme sebagai latar belakang lahirnya filsafat eksistensialisme ini. Aliran materialisme lebih menekankan pada alam sebagai sebuah materi. Benda sama saja dengan manusia, semua di alam ini sama. Bahkan manusia ini pada akhirnya sama saja dengan sapi. Meskipun manusia itu lebih menungguli sapi dari segi pemikiran. Namun, sama saja karena sama sama berupa materi. Hanya bentuk pergerakan dari materi ini yang berbeda. Inilah bagian yang melatar belakangi hadirnya eksitensialisme yang menyatakan manusia berbeda dan berperan sebagai subjek yang menyadari dan memahami kehadirannya. Sementara dalam eksistensialisme ini sapi hanya sebagai objek (yang dipahami dan disadari kehadirannya). Terkait : Aliran Filsafat Materialisme.
Idealisme, menanggapi filsafat idealisme. Memang sama sama menetapkan manusia sebagai subjek dan berpendapat bahwasanya yang ada hanyalah pikiran dan ide. Semua materi ini sebenarnya tidak ada. Penanggapan dari eksistensialisme di sini, yang menekankan sebenarnya objek itu ada. Secara khusus bisa dirumuuskan bahwa eksistensialisme ini mengakui adanya idealisme dan materialisme dalam suatu kesatuan. Eksistensialisme mengakui adanya pikiran/jiwa sebagai subjek dan ada materi sebagai objek. Terkait : Aliran Filsafat Idealisme.
Kehadiran eksistensialisme juga dilatar belakangi oleh situasi benua Eropa barat pada saat itu kacau. Semua tingkah manusia telah bersikap diluar batas, banyak yang berpura pura, krisis nilai, menebar kebencian. Bahkan peran agama waktu itu tidak terlau berpengaruh.
Tokoh Tokoh Aliran Filsafat Eksistensialisme
Sebenarnya tokoh yang memilih aliran ini sangat banyak. Sebut saja Kierkegaard, Friendrich Nietzche, Karl Jaspen, Sartre, Gabriel Marcel dan martin Heidegger. Keseluruhan tokoh tersebut akan diwakilkan pada Jean p Sartre dan Soren Aabye Kierkegaard.Soren Aabye Kierkegaard, atau akrab dikenal dengan Kierkegaard. Tokoh Eksistensialisme yang berasal dari Denmark ini menyampaikan pandangan pandangannya tentang manusia dan tentang eksistensialisme. Manusia dipandang sebagai makhluk yang individual, unik. Berbeda dengan pandangan Hegel yang menyampaikan manusia sebagai makhluk yang umum.
Sementara dalam eksistensi-nya, Kierkegaard menetapkan tiga proses fungsi eksistensi manusia. Dimulai dari eksistensi estetika (hasrat untuk menikmati semua keindahan yang ada di alam, dilanjutkan dengan eksistensi etika (memikirkan dalam menikmati harus sesuai dengan etika, norma) dan diakhiri dengan eksistensi religius (keberadaan Tuhan). Selengkapnya bisa dibaca pada artikel kita terkait : biografi danpemikiran Kierdegaard.
Jean Paul Sartre, Tokoh Jean Paul Sartre tergolong tokoh muda dalam aliran eksistensialisme. Lahir pada tahun 1905 dan wafat pada tahun 1980. Sartre meungkap pandangan filosofisnya dalam eksistensialisme dengan menyatakan bahwasanya eksistensi lebih dahulu daripada esensi. Sartre juga menyatakan bahwasanya hanya orang mati yang yang bisa dinilai karakteristinya. Sementara manusia hidup adalah sebuah individu yang bebas tetapi bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya.
Sartre yang dikenal juga mengikuti pikiran pikiran Friedrich Nietzsche menyampaikan dua masalah pokok dalam eksistensialisme. Tentang manusia dan tentang kebebasan.
Manusia dinyatakan sebagai makhluk bebas dan memiliki keinginan. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja dan bebas memilih tanggung jawab yang di inginkannya. Manusia dipandangan harus melakukan sesuatu ari kemampuan-nnya sendiri, karena tidak ada kekuatan luar yang akan membantu Inilah yang menyebabkan Sartre tidak meyakini adanya tuhan karena, semua berasal dari dalam diri sendiri. Kemudia kekurangan manusia hanyalah bagaimana membentuk sebuah kepribadian yang sesuai dengan kondisi.
Kebebasan dalam pemikiran Sartre, dijelasakan sebagai bagian penting dari manusia. Kebebasan ini ditandai dengan adanya rasa cemas. Ketika ke-tak-adaan rasa cemas, maka tidak akan hadir sebuah kebebasan. Sebab dengan rasa cemas inilah manusia akan bergerak. Dengan kebebasan akan dicapai sebuah kondisi masyarakat tanpa kelas kelas. Senada dengan yang disampaikan Marx, namun dalam hal ini Sartre menambahkan bahwasanya setelah kebutuhan tak hanya terbatas pada pangan sandang dan papan. Sementara Marx menyatakan semua dipengaruhi oleh produksi. Kebutuhan manusia selalu meningkat hingga pada sebuah filsafat yang bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Lebih lengkap mengenai Sartre ini bisa dibaca pada artikel terkait : Biografi dan Pemikiran Pemikiran Sartre.
Jean Paul Sartre, Tokoh Jean Paul Sartre tergolong tokoh muda dalam aliran eksistensialisme. Lahir pada tahun 1905 dan wafat pada tahun 1980. Sartre meungkap pandangan filosofisnya dalam eksistensialisme dengan menyatakan bahwasanya eksistensi lebih dahulu daripada esensi. Sartre juga menyatakan bahwasanya hanya orang mati yang yang bisa dinilai karakteristinya. Sementara manusia hidup adalah sebuah individu yang bebas tetapi bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya.
Sartre yang dikenal juga mengikuti pikiran pikiran Friedrich Nietzsche menyampaikan dua masalah pokok dalam eksistensialisme. Tentang manusia dan tentang kebebasan.
Manusia dinyatakan sebagai makhluk bebas dan memiliki keinginan. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja dan bebas memilih tanggung jawab yang di inginkannya. Manusia dipandangan harus melakukan sesuatu ari kemampuan-nnya sendiri, karena tidak ada kekuatan luar yang akan membantu Inilah yang menyebabkan Sartre tidak meyakini adanya tuhan karena, semua berasal dari dalam diri sendiri. Kemudia kekurangan manusia hanyalah bagaimana membentuk sebuah kepribadian yang sesuai dengan kondisi.
Kebebasan dalam pemikiran Sartre, dijelasakan sebagai bagian penting dari manusia. Kebebasan ini ditandai dengan adanya rasa cemas. Ketika ke-tak-adaan rasa cemas, maka tidak akan hadir sebuah kebebasan. Sebab dengan rasa cemas inilah manusia akan bergerak. Dengan kebebasan akan dicapai sebuah kondisi masyarakat tanpa kelas kelas. Senada dengan yang disampaikan Marx, namun dalam hal ini Sartre menambahkan bahwasanya setelah kebutuhan tak hanya terbatas pada pangan sandang dan papan. Sementara Marx menyatakan semua dipengaruhi oleh produksi. Kebutuhan manusia selalu meningkat hingga pada sebuah filsafat yang bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Lebih lengkap mengenai Sartre ini bisa dibaca pada artikel terkait : Biografi dan Pemikiran Pemikiran Sartre.