Beriklan di Blog Ini? .
MURAH DAN MUDAH.
Info Lebih Lanjut [ KONTAK KAMI]

Bukti Matematika Mesir Kuno: The Ahmes Papyrus

Ahmes ditulis dalam bentuk naskah yang diperkirakan ditulis pada taun 2000 BC hingga 1800BC. Naskah ini dianggap menjadi sebuah sumber belajar tentang semua hal, membahas semua hal dan rahasia rahasia yang tersembunyi. Tetapi, sebenarnya ini adalah kumpulan latihan yang secara substansinya dirancang dalam untuk para pelajar matematika dan dirancang dalam bentuk retoris atau pertanyaan pertanyaan. 

Bentuk Ahmes Paprus, Gambar dari Wikipedia

Isi Papyrus Rhind

Papyrus Rhind dibeli oleh Hendry Rhind seorang berkebangsaan Skotlandia pada tahun 1958. Panjang Payrus ini adalah 30 meter dan memiliki lebar 5,5 meter. Papyrus Rhind ini juga ditulis dengan menggunakan dawat dari daun papyrus makanya Papyrus ini jjuga disebut Papyrus Ahmes.
Pada zaman Mesir Kuno, mereka telah mengenal pecahan. Bentuk pecahan tersebut berbeda dengan yang dikenal sekarang. Pecahan Mesir Kuno (Ancient Egytian Fraction) adalah berupa kumpulan dari pecahan yang berbeda, setiap pecahan memiliki pembilang satu dan penyebut berupa bilangan bulat positif lainnya yang berbeda. Dalam penulisannya bangsa Mesir hanya mengenal penyebut pecahan tersebut Cuma satu seperti 1/5, 1/8 kecuali untuk bilangan pecahan lazim seperti 2/3 dan ¾. Dua pecahan tersebut tambahan yang mereka kenal.

Pengembangan dari pecahan bangsa Mesir ini sekarang tidak lagi digunakan. Pecahan tersebut sekarang sudah menjadi lebih umum. Dimana pembilang dan penyebut boleh mengunakan angka bilangan bulat berapa saja, bahkan bilangan bulat negatif sekalipun. Dengan demikian penggunaan pecahan yang lebih luas tentu akan mempermudah semua perhitungan dalam aritmatika, aljbar, geometri,ilmu ukur dan lainnya.

Dalam geometri, masyarakat mesir telah mampu menggunakan geometri dengan baik untuk meningkatkan kebudayaan dalam membuat dan kontruksi bangunan Beberapa hal yang telah dikenalkan dalam naskah terebut antara lain segitiga sama kaki. Trapesium sama kaki, lingkaran dan kurva. Penggunaan arimatika juga sangat jelas di sana, bagaimana contohnya di Ahmes menyelaikan masalah bir dan roti (dalam pembagian rata, penjumlahan dan pengurangan.)

Beberapa permasalahan diselesaikan kadang dengan tepat dari sebuah perkiraan saja. Beberapa permasalahan tersebut tidak memiliki rumus yang jelas. Hanya berupa solusi dari permasalahan khusus saja yang diberikan. Untuk mengembangkannya biasanya pelajar matematika yang harus bisa membawakannya pda situasi dan kondisi lain. Ini terbukti dengan adanya ahli seperti Thales, Phytagoras, Eudoxus yang pergi belajar ke Mesir. Namun prinsip generalisasi dan formula suatu teorema dikenal sebagai temuan mereka, dari Yunani. Padahal mereka saja belajar di Mesir, Ini memperlihatkan bahwa pendidikan di Mesir kala itu bersifat lebih induktif dimana akan diberikan contoh permasalahan khusus dan pelajarnya memang diharuskan memuat kesimpulan dalam bentuk umum sendiri. Baca : Matematikawan: Thales, Phytagoras dan Anaxagoras.

Contoh Masalah Papyrus Rhind

Berikut beberapa permasalahan teka teki matematika Mesir yang memberikan pembelajaran dalam bentuk soal latihan pada permasalahan khusus. Soal 79. Masalah ini hanya berisi kutipan `` tujuh rumah, 49 kucing, 343 tikus, telinga dieja 2401, 16.807 hekats. " Sama halnya dengan permasalahan seperti ini.
Saat aku akan St Ives,
Aku bertemu seorang pria dengan tujuh istri;
Setiap istri memiliki tujuh karung,
Setiap karung memiliki tujuh kucing,
Setiap kucing mempunyai tujuh kit.
Kit, kucing, karung, dan istri,
Berapa banyak yang akan St Ives?
Jawaban:
400 (anak kucing = 343, kucing = 49, istri = 7, pembicara 1)
Sekarang coba lihat contoh permasalahan ke 50. Sebuah bidang lingkaran dengan diameter 9 mempunyai wilayah yang sama sebagai sebuah persegi samping 8. Soal seperti ini tentu akan memberikan sebuah konsep untuk melatih para siswa mereka untuk berpikir dan menggunakan logika. Makanya sangat jarang ditemukan ahli matematika dari Mesir, karena sifat pendidikan di sana lebih merata dan tidak berffokus dalam suatu rumus, titik beratnya cara berpikir. Baca: Matematika Zaman Mesir Kuno.