Tidak mungkin Piramida ada tanpa Matematika |
Matematika Sebagai Bahasa
Bahasa sesama kita ketahui adalah sebuah alat untuk berkomunikasi. Menyampaikan pesan sehingga maksud sumber informasi bisa sampai pada si penerima informasi. Syarat tersebut ternyata dipenuhi oleh matematika. Faktanya memang benar, matematika sebagai bahasa.Lihat saja dalam kehidupan sehari hari. Ambil sebuah contoh bahwasanya 2+3 =5. Hal ini berlaku dimana-pun dan kapanpun di dunia secara umum (kecuali dalam konteks bilangan berbasis lain). Artinya, pengertian matematika sebagai bahasa adalah semua simbol dalam matematika berlaku umum. Keseluruhan itu ditulis dalam bentuk bahasa matematika.
Nantinya pada masing masing negara akan diterjemahkan pada bahasa ibu masing masing. Misalkan di Indonesia akan dibaca “ dua tambah tiga sama dengan lima”, di Inggris akan dibaca “two plus three is five”. Terbukti jelas kedudukan bahasa matematika di sini. Analogikan pada sebuah bahasa – misalkan di ambil bahasa Prancis. ‘Ange’ itu adalah sebuah kata di Prancis, jika di Indonesia maka maksudnya adalah malaikat dan jika di Inggris bermakna angel.
Bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Lalu kapan matematika yang katanya sebagai bahasa digunakan dalam berkomunikasi? Dalam jangkauan yang lebih besar, penggunaan bahasa matematika terintegrasi dalam sains lain. Misalkan dalam fisika, dalam kimia, ekonomi dan lainnya.
Pembuktian alasan matematika bisa dibilang sebagai bahasa, pada zaman era modern ini. Penggunaan bahasa matematika terdapat dalam kode ASCII pada komputer yang sedang digunakan. Beberapa bahasa pemograman lain juga di dasarkan pada matematika, termasuk logika matematika salah satunya. Terkait : Logika Sebagai Ilmu Matematika Murni.
Matematika Sebagai Seni
Seni, syarat utama sebuah seni adalah ciptaan manusia. Untuk hal ini matematika sudah melengkapi syaratnya. Kemudian, sesuatu dipahami sebagai seni bila memiliki nilai estetika, keunikan dan mendatangkan rasa kagum bagi orang lain. Mengkategorikan matematika ke dalam seni, apakah itu mungkin?Jawaban paling sederhana adalah, tidak mungkin matematika ini tidak seni. Kita ambil pembuktian pertama, berbagai bangunan dari yang paling kuno dan paling modern dibangun dengan prinsip geometri. Pertanyaan dikembalikan, apakah geometri ini bagian dari ilmu sosiologi?
Pembuktian berikutnya, pada bagian mana matematika ini bisa dikatakan sebagai seni. Mari perhatikan beberapa pola bilangan di bawah ini yang bisa membuat takjub.
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
dst
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
dst
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
dsr
(0 x 9) + 8 = 8
(9 x 9) + 7 = 88
(98 x 9) + 6 = 888
(987 x 9) + 5 = 8888
dst
3 x 37 = 111
6 x 37 = 222
9 x 37 = 333
12 x 37= 444
dst
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
dst
32 + 42 = 52
102 + 112 + 122 = 132 + 142
212 + 222 + 232 + 242 = 252 + 262 + 272
362 + 372 + 382 + 392 + 402 = 412 + 422 + 432 + 442
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321
Sekarang apa yang di dapatkan? Matematika memiliki pola pola tersendiri sehingga menghasilkan keunikan dan estetika yang melahirkan kekaguman. Setidaknya setelah melihat pola pola bilangan di atas pembaca akan mengeluarkan dua pilihan kalimat dari mulutnya. “Oh Iya ya “ atau “ Wah kok bisa?”