Dalam kehidupan sehari-hari ada hal hal kecil yang luput dari perhatian kita. Kadang mungkin beberapa ada yang memperhatikan, tetapi tidak tahu harus bertanya pada siapa tentang kenapa. Jikapun bertanya nanti dijawab dengan sebuah jawaban yang tidak memuaskan sama sekali. “ Memang begitu adanya, ikuti saja”. Belajar matematika dari sekolah dasar, pasti sudak akrab dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dalam matematika. Jika diucap secara lisan lima tambah dua sama dengan tujuh. Nah jika diharuskan membuat dalam bentuk tulisan 5+2 = 7. Sekilas itu telah pasti, pasti tidak akan mengundang tanda tanya lagi. Tetapi ada suatu rahasia dan pertanyaan dari penulisan tersebut.
Coba diperhatikan lebih teliti, okay lima dinyatakan dengan 5, begitu juga dua dengan 2 dan tujuh dengan 7. Tetapi kenapa penjumlahan, ketika menggunakan kata tambah harus disimbolkan dengan +. Dari masa asal usul simbol tambah tersebut, begitu juga dengan tanda -, x, :. Semua ternyata memiliki sejarah tersendiri.
Sejak zaman Babylonia kuno, para ahli matematika berusaha menghemat waktu dan tenaga dengan mengganti kata kata dengan simbol simbol tertentu. Simbo tersebut akan dipakai umum dan disepakati secara umum akan mewakili suatu maksud atau kata tertentu. Beberapa di antara cara penulisan singkat dalam bentuk simbol tersebut itu adalah angka dan tanda sederhana +, -, x, dan ÷ yang mewakili operasi pada langkah aritmetika dasar, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Keempat simbol tersebut adalah simbol simbol yang dengan sendirinya kita pakai dalam perhitungan. Sebenarnya simbol tersebut masih tergolong baru dalam sejarah matematika. Beberapa simbol kuno yang pernah digunakan dalam operasi aritmatika matematika bisa dilhat pada gambar berikut ini.
Simbol Operasi Matematika |
Operasi Perkalian, Tanda x yang didasarkan pada Salib Santo Andreas. Simbol ini dikenal ketika lambang di atas digunakan Leibniz di Jerman pada abad ke-17. Akan tetapi menurut dia x itu terlalu mirip x untuk bilangan anu dalam aljabar. Pembagian, Di Perancis, pada abad ke-18, Y.E. Gallimard menggunakan huruf D terbalik untuk pembagian. Tanda yang kita gunakan memiliki kemungkinan berasal dari garis pembagi sederhana yang ditambah dengan titik di atas dan di bawahnya. Baca : Matematika Zaman Babylonia.