Beriklan di Blog Ini? .
MURAH DAN MUDAH.
Info Lebih Lanjut [ KONTAK KAMI]

Sejarah dan Perkembangan Filsafat Cina

Hal yang harus diketahui mengenai filsafat adalah ; filsafat merupakan perihal untuk mencari kesadaran berdasarkan perumusan pandangan, nilai dalam sebagai bentuk hasil dari keyakinan diri. Oleh sebab itu,filsafat tak akan terlepas dari latar belakang tradisi,budaya dari yang meyakini tersebut. Seni, kepercayaan (agama) dan bahasa menjadi pengaruh yang sangat bermakna dalam filsafat.

Filsafat juga bisa dikatakan sebagai kegiatan yang berkesinambungan yang muncul dalam kehidupan sebagai upaya pemecahan masalah, memberikan pengetahuan yang bersifat benar. Dalam hal ini filsafat bisa berbentuk salah satunya menjadi sebuah kesebangunan teori dan budaya yang berkembang. Dari generalisasi hal di atas, maka begitupun di Cina. Filsafat di Cina akan mengikuti bagaimana perkembangan kultur dan kehidupan masyarakat di sana.

Berdasarkan budaya (termasuk kepercayaan, tatanan kehidupan) yang berkembang di Cina, maka filsafat yang berkembang di Cina bisa dikelompokkan menjadi beberapa. Berikut aliran filsafat yang berkembang di Cina.

Konfusius/Confusius (Confucius)

Ajaran Confucius lahir dari kondisi sosial dan politik yang memperihatinkan di waktu itu. Menurut guru Konfusius lahirnya kekacauan situasi karena Li telah kehilangan jiwa. Untuk kembali menghadirkan Li maka dilakukan ritual pada Ren. Konfusius menjadi pembaharu sistem feodal menjadi suatu sistem yang beretika.
confucius, konfusius,kong ho cu
Lukisan Yang Menggambar Konfusius
Konfusius menekankan pada pengajaran Ren. Konfusius meletakkan dasar bagaimana manusia bisa menjaga hubungan sesama manusia sehingga terbentuk masyarakat yang teratur dan lebih tertib.

Arti Ren dalam ajaran konfusius adalah ide pokok yang memberikan kebersihan jiwa, kebaikan hati serta berbagi kasih antar manusia. Kebaikan merupakan sebuah hakekat paling dalam manusia, dengan kebaikan maka semua akan menjadi mungkin. Dengan Ren inilah maka manusia menjadi manusia seutuhnya.

Arti Li (kata yang disebutkan di atas) memiliki arti ritual atau tata cara ke-agama-an. Namun konfusius memahami ini lebih dari sekedar ritual belaka. Li dipahami sebagai semua tindakan kebaikan dari manusia. Konfusius juga mengajarkan apa itu Xiao, Xiao dipahami sebagai tuntunan untuk menghidupkan Ren dimana dengan ‘ yang muda menghormati yang tua’. Konfusius ini juga dikenal dengan Kong Ho Cu. Sederhananya aliran ini mengajarkan bagaimana berprilaku baik agar mencapai kebahagian dan ketenangan. Konfusius, tokoh ini disebut sebagai nabi Kong Ho Cu (kepercayaan/agama kong ho cu).

Taoisme

Penggagas aliran Tao ini adalah Lao Tze (si guru tua). Diperkirakan beliau hidup pada tahun 550 sebelum masehi. Ajaran Tao ini berbeda dengan Confucius. Jika konfusius mengajarkan ‘jalan manusia’, bagi Tao yang ada hanya ‘jalan alam’.

Dalam Taoisme, Lao Tze menekankan pada realita objektif. Ada sebuah substansi abadi yang Esa, absolut dan ‘tak-bernama’. Sifat ajaran ini lebih pada konsep metafisika. Jka dibandingkan dengan Konfusius, ajaran konfusius lebih menekanka kepada etika manusia.

Mencius dan Xunzi

Konfusianisme yang digagas konfusius berkembang, salah satu oleh Mencius dan Xunzi. Mencius menekankan pada Ren, untuk membuat Ren maka perlu dilakukan Yi (kebaikan).

Ren digunakan untuk pengawasan terhadap diri sendiri. Sementara Yi adalah bagaimana pengawasan terhadap perilaku dengan yang diluar diri. Dikenal sebuah pepatan Mencius dan Xunzi:
Yang disimpan pad hati Ren, yang digunakan untuk bertindak adalah Yi.

Mohisme

Diprakarsai oleh Mo Tzu. Ajaran ini mengutamakan keberhasilan dan pencapaia. (Kung). Berbeda dengan ajaran Konfuisius yang lebih menekankan pada etika, kesucian dan kebenaran tanpa memperhitungkan pencapaian.

Untuk penganut Mohisme, standar sebuah ‘benar’ adalah berapa ‘keuntungan’ yang bisa diperoleh. Ini tentu agak sedikit berbenturan dengan konfusius. Bagi konfusius, kebenaran itu adalah ketika manusia melakukan sesuatu yang benar, tanpa memperhitungkan apakah ‘ini’ akan memberi keuntungan atau tidak.

Daoisme

Daoisme, yaitu paham Dao. Dao dipandang sebagai bentuk keseluruhan dan spontanitas semesta alam. Aliran ini dicetus oleh Lao Zi. Dalam keyakinan Lao Zi dan pengikut Daoisme, kehidupan terbaik diperoleh ketika melupakan peradaban dan manusia hidup kembali pada alam. Kehidupan yang berlangsung secara naturalis. Pendapat inilah yang menjadi dasar para penganur Daoisme-Naturalis

Namun disisi berikutnya lahir golongan Daoisme-Materialis. Yang Tzu, salah satu yang menganut Daoisme Materialis ini menyampaikan bahwa Dao hanya akan menjadikan dunia tanpa keinginan, tanpa ada rencana hanya berdasarkan pada kebetulan alam.

Meskipun ada sedikit perbedaan antara golongan naturalis dan materialis, namun secara keseluruhan mereka percaya kepada kekuatan alam. Mereka sama-sama menganjurkan manusia harus kembali kepada alam agar mencapai suatu keserasian dan keselarasan dalam kehidupan.

Neo-Confucius / Neo Konfusius

Paham Neo Konfusius ini berkembang pada pemerintahan dinasti Song. Namun awal perkembangan telah terlihat semenjak dinasti Tang berkuasa. Pelopor Neo-Confuciusm ini dikenal Yu dan Li Ao.

Neo Konfusius memperkenalkan sebuah konsep dimensi kosmologik. Beberapa tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ini adalah Zhou Dunyi, Zhang Zhai dan Shao Yong. Ketiga ini mengembangkan pemahamanberdasarkan Kitab Yi. Meski ada sedikit perbedaan sudut pandang dari ke-tiga tokoh tersebut, namun pada akhirnya pendapat mereka bis disatukan oleh generasi berikutnya atas jasa Lu Jiuyuan, Wang Yang Ming. Kedua generasi ini akhirnya melanjutkan ajaran ini dengan membentuk sekolah dengan pemahaman Lu Wang. Berikutnya : Sejarah dan Perkembangan Filsafat India.


Jadilah Komentator Pertama untuk "Sejarah dan Perkembangan Filsafat Cina"

Post a Comment